Cerita Panas – Cerita Hot Tante Binal Bagian 1
Cerita Panas – Cerita Hot Tante Binal Bagian 1| Aku merupakan seorang IT manager di sebuah perusahan swasta di Pulau Bali, umurku 32 dan istriku 29 thn, kami sudah lima tahun menikah namun belum dikaruniai anak. Enam bulan kemudian kami memutuskan pisah ranjang karena telah tidak ada kecocokan lagi. Rencananya dalam waktu dekat aku akan mengurus perceraian kami. Tetapi karena terbentur waktu jadi urusannya gantung.
Istriku memilih tinggal sendirian di kost di dekat Hotel tempat dia bekerja sebagai Public Relation Manager. Minggu hari ketika pagi, aku berniat mengunjungi dia, kangen juga sih, sudah 3 bulan aku tidak ketemu dia.

Kutanya kabarnya namun tidak dijawabnya, dengan santai dia melepaskan handuk yang melilit, buah dadanya dipamerkan, membuat aku jadi bernafsu. Ukuran dada istriku memang tidak besar tapi juga tidak kecil, yah.., sesuai dengan ukuran tubuhnya, bentuknya sangat menggiurkan mata yang memandangnya, bulat dan tidak melar. Melihat itu penisku berdiri, apa lagi ada bekas gigitan bule di pundak dan dadanya.
Aku peluk dia dari belakang, kucium leher dan kubisikkan untuk bersetubuh, namun dia menolak dengan alasan ada janji dengan teman pagi ini. Selesai berpakaian ia langsung ngeloyor meninggalkan aku. Lama aku berpikir, dan terlintas dibenakku untuk mengintai hubungan mereka. Aku bertanya ke ibu kost untuk menyewa kamar sebelah, karena kutahu kamar sebelah itu tidak ditempati.
Setelah deal dengan ibu kost aku langsung balik ke rumah mengambil peralatan spy yang dulu kubeli. Aku mempunyai dua buah pinhole video camera yang bisa ngintip lewat lubang. Dulu perlengkapan ini aku pakai untuk mengintip anak kost di rumahku. Balik lagi ke tempat kost dan langsung memasang perangkat spy-ku.

Jam 12.00 aku selesai setup video spy-ku, lantas aku pergi mandi sebentar membasuh debu yang melekat di tubuhku setelah naik ke plafon kamar kost. Sambil tiduran aku menunggu istriku kembali ke kostnya. Kira-kira pukul 20.00 kudengar langkah kaki dari kamar sebelah, kuintip melalui jendela, ternyata istriku dan kawan bulenya yang datang.
Kunyalakan monitor, kulihat si bule menunggu istriku yang sedang menutup pintu kamar, istriku tampak tidak sabar, langsung menubruk bule itu dan mereka berpagutan sambil saling melepaskan pakaian. Hanya dalam sepersekian detik mereka sudah telanjang bulat, istriku jongkok di hadapan bule yang penisnya setengah ereksi dan melahap penis itu. Mulut istriku tidak bisa menampung seluruh penisnya.

Puas menikmati kedua gunung kembar, si bule beralih turun ke perut dan ke bukit yang ditumbuhi bulu halus. Desahan istriku sangat jelas kudengar lewat earphone karena sebelumnya sudah kupasangi microphone di belakang head board-nya. Sebelah tangan istriku menarik kuat sprei sewaktu lidah bule mulai menyusuri vaginanya.
Selang berapa menit kemudian si bule merubah posisinya untuk ber’69’. Desahan istriku hilang bersamaan dengan disumbatnya mulutnya dengan penis besar si bule. Dengan sangat bernafsu istriku memainkan penis yang ada di mulutnya, sedangkan si bule sendiri sibuk bermain dengan clitoris istriku, kulihat kaki istriku menegang dan paha istriku menjepit kepala si bule.
Setelah puas ber-’69’, si bule bersandar di head board dan kemudian istriku duduk di pangkuannya saling berhadapan. Dengan bertumpu dengan lutut, istriku memasukan penis si bule ke vaginanya. Istriku menjerit kecil ketika penis si bule menerobos masuk. Ia mendongak ke atas sambil meringis menahan sakit saat menurunkan pantatnya agar penis si bule bisa masuk lebih dalam.
Setelah diam sesaat untuk melumasi penis si bule, istriku mulai dengan menggerakkan pantatnya maju mundur, sedangkan si bule melahap dan mejilati dada istriku. Ini merupakan gaya yang paling disukai istriku. Gerakan istriku mundur maju makin lama makin cepat dan tidak beraturan, selang 5 menit kemudian tubuh istriku bergetar hebat menikmati orgasme sambil melumat mulut si bule.
Mereka istirahat sebentar sambil mencumbui istriku agar bangkit lagi. Dengan memainkan dada istriku, dia merasakan gairahnya bangkit lagi, Istriku lantas mengangkang dengan pahanya lebar, dari TV-monitor aku bisa lihat vagina istriku yang kemerahan akibat gesekan penis besar bule. Dia menusukkan senjata pamungkas ke vagina istriku dan menggerakkan pantatnya maju mundur berirama, saking kerasnya sampai terdengar suara, “Plak! plok.., !”, dari benturan kedua paha mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.